Origami Cinta dari Istriku
- Rincian
- Kategori: Keluarga Muslim
- Diterbitkan pada Senin, 29 Januari 2018 17:54
Bismillahirrahmanirrahim
Walaupun hanya sebuah kertas diolah...
Tetapi mengolahnya dengan cinta dan kasih sayang...
Di tengah kesibukannya mengurus rumah dan mendidik anak-anak...
Jazaakillahu khairan habibati, semoga engkau mendapat ridhaku selalu.
Sobatku para suami...
- Pintar-pintarlah memuji istrimu atas usahanya mengungkapkan rasa cintanya.
- Naikkanlah tingkat kepekaanmu atas usaha istrimu mengekspresikan cintanya kepadamu...
Allah Taala berfirman:
.... وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا ...
Artinya: “....serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia...”
Dan manusia yang paling utama kita ucapkan perkataan yang baik adalah teman hidup kita, yaitu istri kita.
Sebarkan hastagnya:
#CINTATIDAKHARUSSELALUMAHAL
Oh iya satu lagi...
Semoga para Jomblo cepat menikah agar tahu arti cinta sesungguhnya...
allahumma amin.
Ditulis oleh Ahmad Zainuddin Al Banjary
Banjarmasin, Ahad 10 Jumadal Ula 1439H
Sama-sama Punya Uang Sama-sama Bingung
- Rincian
- Kategori: Tafsir
- Diterbitkan pada Senin, 29 Januari 2018 17:44
Bismillahirrahmanirrahim
Sobat muslim...
Ketika ada ORANG KAYA saking kayanya ia bingung uangnya mau diapakan, disitulah akhirnya tidak sedikit orang sejenis ini menggunakan uangnya untuk hal yang tidak bermanfaat bahkan cenderung membawa dosa dan akhirnya ia tidak bersyukur dengan uangnya.
SEBALIKNYA...
Ketika ada ORANG MISKIN saking miskinnya ketika ia mempunyai uang, ia bingung uangnya mau diapakan, mana yang didahulukan.
Disitulah akhirnya tidak sedikit orang sejenis ini merasa tidak cukup, merasa kekurangan akhirnya putus asa dan ia akhirnya tidak bersyukur dengan uangnya.
Subhanallah...
Jadi sebenarnya bukan ukuran anda itu KAYA atau MISKIN, akan tetapi yang menjadi ukuran adalah bagaimana sikap anda terhadap kekayaan dan kemiskinan tersebut.
فَأَمَّا الْإِنسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ
Artinya : “Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku".
وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ
Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku".
كَلَّا بَل لَّا تُكْرِمُونَ الْيَتِيمَ
“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim.” QS. Al Fajr: 15-17.
Lihatlah...
Kekayaan bukan tanda kemuliaan dan kemiskinan bukan tanda kehinaan.
Tanah Bumbu, Sabtu 09 Jumadal Ula 1439
Ditulis oleh Ahmad Zainuddin Al Banjary
Senyumnya Membawa Berkah
- Rincian
- Kategori: Hadits
- Diterbitkan pada Kamis, 25 Januari 2018 06:42
Wasiat yang Sangat Berharga
- Rincian
- Kategori: Aqidah
- Diterbitkan pada Selasa, 02 Januari 2018 14:13
Wasiat yang Sangat Berharga
كَتَبَ سُفْيَانُ الثَّوْرِي إِلَى عَبَّادِ بْنِ عَبَّادِ رحمهما الله
وَبَلَغَنِي أَنَّ أَصْحَابَ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانُوا يَتَعَوَّذُوْنَ أَنْ يُدْرِكُوا هَذَا الزَّمَانَ وَكَانَ لَهُمْ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَيْسَ لَنَا فَكَيْفَ بِنَا حِينَ أَدْرَكْنَا عَلَى قِلِّةِ عِلْمٍ وَبَصَرٍ وَقِلِّةِ صَبْرٍ وَقِلَّةِ أَعْوَانٍ عَلَى الخْيْرِ مَعَ كَدَرِ الزَّمَانِ وَفَسَادٍ مِنَ النَّاسِ وَعَلَيْكَ بِالْأَمْرِ الْأَوَّلِ وَالتَّمَسُّكِ بِهِ.الأثر صحيح أخرجه ابن أبي حاتم في تقدمة الجرح و التعديل و أبو نعيم في حلية الأولياء.
Sufyan Ats Tsauri (w: 161H) menulis surat kepada Abbad bin Abbad (w: 181H) rahimahumallah:
"Telah sampai kepadaku berita bahwa para shahabat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam (radhiyallahu 'anhum), mereka berlindung (kepada Allah) untuk mendapati zaman ini, padahal mereka memiliki ilmu yang tidak kita miliki, lalu bagaimana jadinya kita saat mendapati zaman ini, dalam keadaan sedikitnya ilmu dan pengetahuan, kurangnya kesabaran dan sedikitnya kawan-kawan penolong akan kebaikan, yang disertai dengan kotornya zaman dan rusaknya manusia, hendaknya engkau dengan perkara pertama (peninggalan generasi pertama, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan para shahabatnya) dan berpegang teguhlah dengannya".
Atsar shahih diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim di dalam Taqdimat Al Jarh wa Ta'dil dan Abu Nu'aim di dalam Hilyat Al Awliya'.